Halaman

bolo-bolo sek wes ngengkrik

blogspot visit
counterEkor (buntut)

Minggu, 14 Agustus 2011

Oepatjara Bendera

Upacara adalah suatu kegiatan atau ritual sakral yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Sosok makhluk yang bernama "upacara" ini memang banyak jenis spesiesnya, dari yang namanya upacara pernikahan, upacara agama, bahkan sampe upacara kematian. Semua itu merupakan bentuk ritual tetek mbengek yang menambah beban keruwetan manusia, yang pada dasarnya hidup manusia itu memang sudah ruwet. Ruwet digawe tambah ruwet.,! Mumet sisan,.

Ada satu lagi spesies upacara yang nggak kalah ruwetnya dan terasa rodok nyebahi bagi orang-orang yang sedang menunaikannya, yaitu upacara bendera. Upacara bendera adalah suatu ritual kebangsaan (lebih cocok disebut ritual kucluk) yang dilakukan dengan tujuan untuk menghormati bendera negara dan jasa para pahlawan. Termasuk untuk menghormati para guru yang konon selaku pahlawan kurang tanda jasa, alias pahlawan kurang bayaran.

Upacara bendera biasanya lebih sering dilakukan oleh mereka yang masih mambu pendidikan, yaitu orang-orang yang masih doyan makan bangku sekolahan. Upacara ini juga sering dilakukan oleh kaum pemerintahan, yaitu antek-antek pemerintah yang sukses tapi belum pernah merasa sukses.
Pada proposal dilaksanakan upacara bendera, disebutkan memang selalu dengan maksud dan tujuan yang baik, mulia dan indah. Namun sering kali realita pelaksanaan upacara bendera hanya akan menjadi ajang jawil-jawilan serta jegal-jegalan antar peserta upacara. Selain itu juga akan menjadi ajang pamer bagi Pemimpin dan Pembina upacara. Si pemimpin pamer topi dan dasi, lalu si Pembina cuman pamer lambe buat ceramah ngalor ngidul nggak jelas. Dan pada intinya, upacara bendera telah membawa manusia kepada sebuah lingkaran setan yang kurang gawean.

Sewaktu mamase masih STM pernah hampir didapuk sebagai pemimpin upacara. Lha wong ngikut sebagai peserta upacara saja sudah membuat mamase klenger wal keblinger, apalagi mau didapuk sebagai pemimpin upacara. Lak yo sory-sory wal jongasi ta,.!
Bukan karena mamase wedi semaput kepanasen, juga bukan karena nggak punya topi dan dasi upacara, melainkan mamase nggak mau mengikuti jejak poro bolo kurowo yang munafik ikut-ikutan hormat namun dalam hatinya ngucap keparat. Kalo iya ya iya, enggak ya enggak. Kecuali kalo memang lagi ada rasa nasionalisme, baru mamase mau.

Wal hasil, pada hari senin mamase mengupayakan keterlambatan untuk masuk sekolah demi menghindari sesosok makhluk yang bernama upacara, dengan cara mampir nyangkruk di warung yang buka esuk-esuk.
Bermula dari nggak mau ikut upacara, kemudian kedholiman ini berkembang hingga menjadi mlumpat pager sekolah, terlambat masuk kelas, dan trus ketahuan guru BP. Maka dari akibat ketahuan, akhirnya mamase dihukum push up sampai beberapa kali (lupa jumlahnya) yang mbikin mamase sampai ngos-ngosan hampir terkentut-kentut. Belum puas guru menghukum, maka hidangan selanjutnya adalah sit up dan lari keliling lapangan. Kali ini bener-bener badan jadi gembrobyos dan mbikin kepala kliyeng-kliyeng.
Namun mamase cuman bisa njegegas-njegeges wal prengas-prenges menikmati hukuman yang ternyata rasanya lebih bermanfaat dan lebih sehat daripada ikut upacara yang cuman jowal-jawil rak nggenah.

Itu hanya segelintir contoh kedholiman orang-orang yang menghindar dari upacara bendera. Tapi lain halnya bila upacara bendera dilaksanakan secara akbar, upacara yang dilaksanakan secara serentak hingga keseluruh penjuru pelosok Indonesia.
Upacara kemerdekaan namanya.
Nggak cuman mereka-mereka yang pake putih merah, putih biru, dan putih abu-abu yang mau mengikuti upacara ini. Tapi dari unsur bapak ibu, mbah putri dan eyang kakung pun ikut meramaikan lapangan balai desa, lapangan kantor kelurahan dan lapangan lainnya yang digunakan untuk upacara kemerdekaan. Mereka selalu penuh hikmad menjalankan upacara kemerdekaan meskipun aslinya juga nggak donk akan maksud dan tujuan upacara itu sendiri. Mereka nggak mikir kalo upacara nggak bikin nambah kaya, mbikin kenyang pun juga enngak. Ya memang begitulah yang dinamakan rasa nasionalisme yang tinggi.

Pendidikan dari mamase kecil hingga gede, dari orang tua, guru ngaji, guru SD SMP sampai guru STM telah mengatakan hal yang sama bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan nggak pernah berubah hingga sekarang. Tapi mamase masih ragu apa benar memang demikian. Jika Indonesia hanya merdeka tanggal 17 Agustus 1945, berarti tanggal 16 FeBruari 1989 Indonesia nggak merdeka lagi donk,.!? Apalagi nanti tanggal 17 Agustus 2011? Apakah Indonesia masih merdeka? Coba tanyakan lagi kepada sesiapapun, kapan Indonesia merdeka,.!? Dan jawabannya pasti 17 Agustus 1945, nggak ada yang mengatakan bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 2011 (kecuali wong edan).
Lalu mengapa besok kita mesti menjalankan upacara kemerdekaan? Sementara Indonesia sudah nggak merdeka lagi. Secara ekonomi, moral, dan pengetahuan, kini Indonesia telah kembali dijajah oleh bangsa lain.
Alasan ini lah yang mbikin mamase beranggapan bahwa upacara jaman sekarang hanyalah ritual yang sedikit nggambleh bin ngawur.

Sebenarnya masih banyak lagi faktor yang melatarbelakangi serta yang melatardepani kenapa mamase nggak mau ikut upacara. Lihatlah ketika detik-detik proklamasi terdengar, sebenarnya masih banyak orang yang sedang memperjuangkan hidup hampir mati kelaparan.

Tapi di dalam hati mamase sebenarnya masih mau berpegang pada pancasila dan masih mau melantunkan lagu kemerdekaan Indonesia Raya. Meski di luar lingkaran upacara kemerdekaan, mamase akan melakukan ritual kemerdekaan dengan cara mamase bersama dengan orang-orang yang tercinta. Meski sedikit, tapi rasa nasionalisme tetap ada dalam dada. Tetap akan mengisi kemerdekaan dengan hal yang lebih bermanfaat untuk kita semua dan untuk INDONESIA RAYA.

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

widhi_zf@yahoo.com

pesbuk'e jangkrik